KOMPAS.com – Sejumlah warga Ukraina berbondong-bondong melayangkan gugatan ke beberapa perusahaan produsen chip kenamaan Amerika Serikat, termasuk Texas Instruments (TI). Gugatan yang diajukan lewat pengadilan di Texas ini menuduh perusahaan AS lalai melakukan pelacakan chip yang seharusnya dibatasi peredarannya. Baca juga: Perusahaan Bimbel Online Bangkrut gara-gara ChatGPT Karena kelalaian itu, chip tersebut diklaim dimanfaatkan untuk menggerakkan sistem senjata Rusia dan Iran, hingga menyebabkan kematian tak wajar pada tahun lalu. Selain TI, beberapa perusahaan chip AS lainnya yang terseret dalam gugatan ini yaitu AMD serta Intel. Menurut dokumen gugatan, ketiga perusahaan chip itu mengabaikan laporan publik, peringatan pemerintah, hingga tekanan investor, khususnya agar lebih giat melacak tujuan akhir chip-nya. Baca juga: Mengapa CEO Google Cemas dengan Tahun 2025? Mereka juga dinilai tak serius menutup saluran distribusi gelap yang mengalihkan chip ke pihak yang terdampak sanksi di Rusia dan Iran. TI misalnya, menolak rekomendasi dewan direksi untuk memperkuat kepatuhan terhadap pembatasan ekspor, meskipun investor khawatir akan dampak finansial bila gagal dilakukan. Para penggugat mengeklaim, vendor-vendor chip itu justru mengutamakan keuntungan dengan memanfaatkan saluran berisiko tinggi, ketimbang menyelamatkan nyawa manusia. Baca juga: Kecerdasan Buatan (AI) Bikin Pasokan Air Minum Berkurang Menurut pengacara utama penggugat, Mikal Watts, para perantara yang memesan chip secara massal dan online selama ini hanya mencentang kotak pernyataan bahwa produk tersebut tidak akan dikirim ke negara yang dikenai sanksi.Sementara itu, warga Ukraina menghadapi lima serangan yang diklaim menggunakan senjata yang ditenagai chip TI, AMD serta Intel. Salah satunya merupakan serangan yang dinilai paling mematikan di Kyiv, di mana rumah sakit anak terbesar Ukraina menjadi target pada Juli 2024. Baca juga: Bos Nvidia: Chip Buatan China Tinggal Hitungan Nanodetik Saja di Belakang AS Beberapa warga sipil yang menggugat kasus ini yaitu mereka yang selamat dari serangan itu, khususnya setelah pulih dari luka parah. Beberapa lainnya merupakan orang selamat tetapi kehilangan orang yang mereka cintai hingga mengalami trauma. Gugatan itu menyebutkan bahwa Rusia tidak akan mampu mencapai target mereka tanpa chip yang dipasok dari AS. Chip dari perusahaan AS itu konon dipakai sebagai otak dari sistem senjata, termasuk drone, rudal tanpa awak, hingga rudal balistik. “Chip ibarat kemudi mobil. Tanpanya, rudal dan drone tidak ada artinya,” ujar Watts.
